Kami akan merekomendasikan salah satu danau yang ada di daerah tersebut yakni Danau Matano
TravelingCelebes. Luwu Timur -- Halo sahabat, Traveling Celebes, kali ini kami akan mengajak Anda jalan-jalan ke Kabupaten Luwu Timur, salah satu kabupaten terluar yang ada di Sulawesi Selatan, kabupaten ini berbatasan langsung dengan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Mengapa kami mengajak Anda jalan-jalan ke daerah penghasil tambang nekel ini.
Di Kabupaten Luwu Timur, cukup banyak destinasi wisata yang menarik dan bernilai sejarah, namun kami akan merekomendasikan salah satu danau yang ada di daerah tersebut yakni Danau Matano. Destinasi wisata ini selain keindahan panorama alamnya juga menyimpan banyak cerita sejarah yang menarik untuk teliti. Di danau ini juga ada gua yang berada di bawah air yang dihuni ikan purba.
Jika posisi Anda saat ini berada di Kota Makassar, untuk mencapai destinasi wisata Danau Matano, Anda bisa menggunakan jalur udara dan darat. Jika menggunakan jalur darat, dari Kota Makassar hingga tempat tujuan jaraknya lebih 600 kilometer. Namun sebelum benar-benar sampai di Danau Matano, tak ada salahnya Anda menyempatkan diri singgah dan jalan-jalan di Kota Malili yang merupakan ibukota Kabupaten Luwu Timur.
Jarak Kota Malili ke Danau Matano sekitar 60 kilometer. Untuk melanjutkan perjalanan Anda bisa menggunakan angkutan umum sekitar satu setengah jam perjalanan. Setelah tiba di dermaga penyeberangan perahu Sorowako tepatnya di Kecamatan Nuha disinilah Danau Matano. Dermaga ini menjadi dermaga penyeberangan bagi masyarakat setempat yang berada di seberang danau. Dermaga ini juga menjadi dermaga penghubung transportasi danau antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya masyarakat yang bermukim di Kabupaten Morowali dan sekitarnya.
Sehingga, tak heran jika di dermaga ini setiap harinya ramai dengan aktivitas bongkar muat penumpang. Rakit yang menjadi alat transportasi laut di Danau Matano tidak hanya mengangkut orang-orang yang akan melakukan penyeberangan tetapi juga mengangkut kendaraan roda dua dan empat.
Dengan menggunakan perahu tradisional (Katinting) selama menyusuri Danau terdalam di Asia Tenggara ini, mata Anda akan dimanjakan oleh keindahan panorama alam pegunungan dan tebing batu yang mengitari danau seluas 16.000 hektar dengan kedalaman mencapai 600 meter.
Danau Matano tentu tidak hanya menyajikan keindahan alam pengunungan disekelilingnya. Danau ini juga dihuni ratusan spesies fauna endemik seperti, udang, kepiting, siput, dan ikan. Bahkan sebagian besar fauna yang ada di Danau Matano, tidak bisa dijumpai di danau lain yang ada di Indonesia.
Di danau ini juga terdapat spesies ikan endemik yang tergolong langka di dunia, masyarakat setempat menyebutnya ikan “Buttini”. Jenis ikan ini dijuluki ikan purba karena warnanya yang kecoklat-coklatan dan bentuknya yang mirip dengan binatang purba. Walaupun jenis ikan buttini tergolong jenis ikan yang langkah namun, masyarakat yang berada di pesisir danau Matono menjadikan jenis ikan ini sebagai mata pencarian karena harga perkilonya cukup lumayan.
Bentuknya ikan buttini agak sedikit aneh. Bola matanya menonjol keluar dengan kulit berwarna kecoklat-coklatan, tetapi dagingnya terasa gurih saat dimakan. Bagi masyarakat setempat paling gemar menyajikan dengan cara di masak biasa, hanya mencampurkan bawang, jeruk kunyit, dan garam.
Sebagian bibir danau matano merupakan tebing batu papan yang juga dihiasi enam lubang gua di dalamnya terdapat sisa-sisa peninggalan sejarah, seperti tombak, parang, dan juga peralatan rumah yang terbuat dari besi kuningan, yang diperkirakan telah ada sejak ratusan tahun silam. Tiga dari enam buah gua yang ada sekitar Danau Matano berada tepat di bibir danau, di mana liang gua tersebut, alur liangnya tembus dari tebing batu ke air danau.
Ada juga gua yang lokasinya berada tidak begitu jauh dari permukiman penduduk, di mana gua yang banyak dihuni kelelawar, terdapat banyak tulang belulang dan tengkorak manusia. Gua tersebut dinamai warga Matano dengan sebutan Gua Tengkorak. Menurut warga setempat tengkorak-tengkorak tersebut telah ada sejak ratusan tahun silam, jauh sebelum masuknya agama di Tana Luwu. Menurut sejarah setiap ada yang meninggal dunia mayatnya dimasukkan ke dalam liang batu.
Saat Anda berada di Danau Matano, Anda juga bisa menikmati beberapa lokasi objek wisata pantai dengan pasir putih lengkap dengan fasilitasnya. Bukan hanya objek wisata pantai, Anda juga dapat menikmati kesejukan air terjun Mata Buntu, kolam mata air hidup yang disebut dengan Bura-bura, serta melihat langsung kuburan tua suku adat Matano, yang berada di Dusun Matano.
Soal biaya, Anda tidak perlu terlalu memikirkannya jika ingin berekreasi di lokasi obyek wisata pantai Danau Matano karena pemerintah setempat tidak menarik retribusi untuk masuk ke ke lokasi obyek wisata. Jika Anda ingin mengelilingi danau Anda bisa menggunakan perahu katinting yang telah tersedia, biayanya juga cukup murah tergantung kesepakatan atau negosiasi harga.
Di Kabupaten Luwu Timur, cukup banyak destinasi wisata yang menarik dan bernilai sejarah, namun kami akan merekomendasikan salah satu danau yang ada di daerah tersebut yakni Danau Matano. Destinasi wisata ini selain keindahan panorama alamnya juga menyimpan banyak cerita sejarah yang menarik untuk teliti. Di danau ini juga ada gua yang berada di bawah air yang dihuni ikan purba.
Jika posisi Anda saat ini berada di Kota Makassar, untuk mencapai destinasi wisata Danau Matano, Anda bisa menggunakan jalur udara dan darat. Jika menggunakan jalur darat, dari Kota Makassar hingga tempat tujuan jaraknya lebih 600 kilometer. Namun sebelum benar-benar sampai di Danau Matano, tak ada salahnya Anda menyempatkan diri singgah dan jalan-jalan di Kota Malili yang merupakan ibukota Kabupaten Luwu Timur.
Jarak Kota Malili ke Danau Matano sekitar 60 kilometer. Untuk melanjutkan perjalanan Anda bisa menggunakan angkutan umum sekitar satu setengah jam perjalanan. Setelah tiba di dermaga penyeberangan perahu Sorowako tepatnya di Kecamatan Nuha disinilah Danau Matano. Dermaga ini menjadi dermaga penyeberangan bagi masyarakat setempat yang berada di seberang danau. Dermaga ini juga menjadi dermaga penghubung transportasi danau antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya masyarakat yang bermukim di Kabupaten Morowali dan sekitarnya.
Sehingga, tak heran jika di dermaga ini setiap harinya ramai dengan aktivitas bongkar muat penumpang. Rakit yang menjadi alat transportasi laut di Danau Matano tidak hanya mengangkut orang-orang yang akan melakukan penyeberangan tetapi juga mengangkut kendaraan roda dua dan empat.
Dengan menggunakan perahu tradisional (Katinting) selama menyusuri Danau terdalam di Asia Tenggara ini, mata Anda akan dimanjakan oleh keindahan panorama alam pegunungan dan tebing batu yang mengitari danau seluas 16.000 hektar dengan kedalaman mencapai 600 meter.
Danau Matano tentu tidak hanya menyajikan keindahan alam pengunungan disekelilingnya. Danau ini juga dihuni ratusan spesies fauna endemik seperti, udang, kepiting, siput, dan ikan. Bahkan sebagian besar fauna yang ada di Danau Matano, tidak bisa dijumpai di danau lain yang ada di Indonesia.
Di danau ini juga terdapat spesies ikan endemik yang tergolong langka di dunia, masyarakat setempat menyebutnya ikan “Buttini”. Jenis ikan ini dijuluki ikan purba karena warnanya yang kecoklat-coklatan dan bentuknya yang mirip dengan binatang purba. Walaupun jenis ikan buttini tergolong jenis ikan yang langkah namun, masyarakat yang berada di pesisir danau Matono menjadikan jenis ikan ini sebagai mata pencarian karena harga perkilonya cukup lumayan.
Bentuknya ikan buttini agak sedikit aneh. Bola matanya menonjol keluar dengan kulit berwarna kecoklat-coklatan, tetapi dagingnya terasa gurih saat dimakan. Bagi masyarakat setempat paling gemar menyajikan dengan cara di masak biasa, hanya mencampurkan bawang, jeruk kunyit, dan garam.
Sebagian bibir danau matano merupakan tebing batu papan yang juga dihiasi enam lubang gua di dalamnya terdapat sisa-sisa peninggalan sejarah, seperti tombak, parang, dan juga peralatan rumah yang terbuat dari besi kuningan, yang diperkirakan telah ada sejak ratusan tahun silam. Tiga dari enam buah gua yang ada sekitar Danau Matano berada tepat di bibir danau, di mana liang gua tersebut, alur liangnya tembus dari tebing batu ke air danau.
Ada juga gua yang lokasinya berada tidak begitu jauh dari permukiman penduduk, di mana gua yang banyak dihuni kelelawar, terdapat banyak tulang belulang dan tengkorak manusia. Gua tersebut dinamai warga Matano dengan sebutan Gua Tengkorak. Menurut warga setempat tengkorak-tengkorak tersebut telah ada sejak ratusan tahun silam, jauh sebelum masuknya agama di Tana Luwu. Menurut sejarah setiap ada yang meninggal dunia mayatnya dimasukkan ke dalam liang batu.
Saat Anda berada di Danau Matano, Anda juga bisa menikmati beberapa lokasi objek wisata pantai dengan pasir putih lengkap dengan fasilitasnya. Bukan hanya objek wisata pantai, Anda juga dapat menikmati kesejukan air terjun Mata Buntu, kolam mata air hidup yang disebut dengan Bura-bura, serta melihat langsung kuburan tua suku adat Matano, yang berada di Dusun Matano.
Soal biaya, Anda tidak perlu terlalu memikirkannya jika ingin berekreasi di lokasi obyek wisata pantai Danau Matano karena pemerintah setempat tidak menarik retribusi untuk masuk ke ke lokasi obyek wisata. Jika Anda ingin mengelilingi danau Anda bisa menggunakan perahu katinting yang telah tersedia, biayanya juga cukup murah tergantung kesepakatan atau negosiasi harga.